9/10/14

Satu Hari di Bulan Juni


Kita akan baik – baik saja. Tapi tidak sekarang.

Malam itu terasa ringan. Tidak ada yang kuingat selain dirimu di sampingku.
Semua tawa yang mengiring, semua canda yang keluar begitu saja. Semua mengalir.

Perasaan ini kalut dan bisa meledak kapan saja. Tapi tidak, tidak sekarang.
Ini masih sempurna. Mungkin tidak yang terhebat, tapi cukup mengesankan.

Tangan yang perlahan mengusap rambutku dengan tawamu mengikuti,
disana aku hanya bisa tersenyum malu.
Saat itu kurasa kamu tidak ingin kehilanganku.
Aku yang berjalan cepat tidak hilang dari pandangan,
disana kamu menjaga, menyentuhku pelan.
Berharap hanya aku satu – satunya.

Tidak tahu kemana.
Yang aku tahu, bersama lebih baik.

Bulan menyeruak dan hanya lampu yang menghiasi jalanan.
Tenang.
Suaraku tetap saja mengisi keheningan, tidak ingin cepat berakhir.
Menanyakan beberapa hal yang sebenarnya hanya ingin membuatmu berbicara,
mengeluarkan suaramu karena aku senang mendengarnya.
Kesukaanku.

Ada yang salah.
Suatu perintah yang menyuruhku untuk tidak jatuh terlalu dalam.
Aku ingin memastikan jika hal ini nyata dan benar adanya.
Memastikan disana akan ada dirimu yang siap bersama.
Tidak hanya diam
dan membiarkanku jatuh.

Saat itu aku tak acuh. Hati tidak selaras dengan akal.
Yang aku tahu, bersama lebih baik. Dan malam itu aku senang.
Tapi aku tidak pernah tahu tentangmu.
Perasaanmu.
Kebahagiaanmu.

Setidaknya kamu bersamaku malam itu.
Meski dengan tanda tanya.